Pandemiini membuat pendidikan menjadi sulit, bukan hal baru lagi bahwa dunia. Potret Pendidikan Di Desa Terpencil Kerinci from di daerah kepulauan terpencil: Pendidikan di tanah air menjadi masalah paling serius yang dialami bangsa kita ini, mulai dari kurangnya tenaga pendidikan hingga kurangnya sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran khusus di daerah terpencil atau pedalaman. Pendidikandi Daerah Kepulauan Terpencil: Potret Siswa, Guru, dan Sumber Belajar PotretPendidikan Indonesia di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Pada setiap 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan tahunan ini ditetapkan sebagai penghormatan kepada Bapak Pendidikan Indonesia yang lahir pada 2 Mei 1889. Satusisi kita menginginkan pendidikan tetap berjalan dengan cara apapun itu dan daring di nilai jadi solusinya namun disisi lain metode daring rupanya tidak berjalan mulus bagi mereka yang tingkat ekonominya rendah, tidak punya gaway, belum bisa mengoperasikan smartphone secara maksimal atau kendala di jaringan bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah terpencil. Potretrendahnya kualitas pendidikan di daerah pedalaman atau terpencil bukan menjadi rahasia lagi jika para anak yang tinggal di daerah pedalaman begitu sulit mendapat kehidupan yang dibilang layak seperti anak pada umumnya yang bertinggal di kota. Anak pedalaman kesulitan untuk mendapatkan air bersih, menempuh pendidikan yang sesuai dengan Mungkinitu salah satu gambaran betapa sangat dibutuhkannya pendidikan di daerah terpencil. Sebut saja, kawasan Timur Indonesia, Papua. Tidak seperti di kota besar, sebut saja Jakarta, tak sulit bagi anak usia sekolah menjalaninya. Tak perlu banyak perjuangan untuk bisa sampai ke sekolah tujuan. Beda dengan mereka yang tinggal di daerah terpencil. Sudahmenjadi rahasia umum jika perbedaan antara kalangan masyarakat berdomisili di kota dengan yang di daerah terpencil. Daerah cenderung dipandang sebelah mata, sedangkan di kota lebih dipuji. Penyebab utama atas terjadinya hal tersebut yaitu pemerintah. Pemerintah adalah pengendali jalannya pendidikan di suatu daerah. Jika pemerintahnya 4IQfQp5. Aceh - Pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, disebut-sebut memprihatinkan. Proses belajar mengajar di tempat itu terbilang mandek karena tenaga pengajar jarang berada di sekolah. Fakta ini berdasarkan hasil investigasi Ombudsman RI Perwakilan Aceh pada 8-9 Oktober. Lembaga pengawas pelayanan publik itu turun setelah mendapat laporan tak sedap tentang layanan pendidikan di kepulauan itu. "Beberapa tokoh masyarakat yang diwawancarai menyampaikan ada guru yang jarang datang ke Pulo Aceh," ungkap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Taqwaddin, kepada Kamis malam 10/10/2019. Tim Ombudsman mendapati SMA Negeri 2 Pulo Aceh dalam kondisi tidak satu pun tenaga pengajar serta kepala sekolah berada di tempat. Padahal, guru di sekolah itu ada 13 orang. Jumlah murid di SMA tersebut sebanyak 88 orang. Mereka berasal dari 12 desa yang ada di Pulo Breueh, sebuah pulau yang menjadi bagian dari Kecamatan Pulo Aceh. "Saat tim datang, siswa sedang tidak berada dalam kelas, sebagian sudah pulang pada pukul WIB," imbuh Taqwaddin. Ini dipandang miris. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sejatinya telah menyediakan fasilitas berupa rumah dinas agar tenaga pengajar tinggal di tempat itu. "Para tokoh masyarakat menginginkan anak-anak Pulo Aceh bisa mendapatkan pendidikan yang baik," ujar dia. Bagi Taqwaddin, masalah pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh mesti mendapat perhatian khusus. Roda layanan pendidikan punya kecenderungan berputar di wilayah sentral atau perkotaan saja, namun, terbilang acuh di kawasan periferi. "Ini tidak bisa dibiarkan. Kami akan sampaikan hasil investigasi ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan juga ke Bupati Aceh Besar," juga video pilihan berikut iniSandra mengusulkan pendidikan sekolah untuk mengajak anak-anak ke sawah, atau paling tidak jangan hanya di dalam kelasTenaga Pengajar Tidak MenetapSuasana salah satu sekolah di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar AbonitaPenyebab tenaga pengajar jarang berada di tempat karena kebanyakan di antara mereka memilih tidak menetap. Sistemnya sif, di mana para tenaga pengajar hanya bertugas mengisi jam belajar saja, kemudian beranjak. "Kebanyakan guru tidak tinggal di Pulo Aceh, karena guru tersebut berasal dari Banda Aceh atau Aceh Besar, namun ada guru honor yang berasal dari penduduk Pulo Aceh," jelas Taqwaddin. Namun, ada pula yang menetap. Mereka adalah Guru Garis Depan GGD berstatus pegawai negeri sipil berasal dari luar yang mengabdi di Aceh. Sebagai informasi, untuk menuju Kecamatan Pulo Aceh harus melalui jalur air selama satu jam lebih. Ada sepuluh pulau yang merupakan bagian dari kecamatan tersebut. Keindahan panorama di Kecamatan Pulo Aceh cukup dikenal luas. Tak jarang media menyebutnya sebagai surga yang terabaikan hingga Pulau Perawan. Soal potret buram pendidikan di wilayah terpencil ini sudah pernah disinggung dalam sebuah unggahan di situs Kominfo berjudul "Potret Pendidikan di Pelosok Negeri 2" pada 2015. Isinya lebih kurang sama. Terdapat dua pulau berpenghuni di Kecamatan Pulo Aceh, yakni, Pulo Breueh dan Pulo Nasi. Pulo Breueh berpenduduk sekitar 5 ribu jiwa, yang terbagi dalam 12 desa. Di Pulo Breueh terdapat lima SD atau sederajat, dua SMP, serta satu SMA, masing-masing di Desa Rinon, Mukim Breueh Utara, dan Desa Blang Situngkoh, Mukim Pulo Breueh Selatan. Di sini, SMA hanya ada di Desa Blang Situngkoh. Dalam unggahan situs Komifo disebutkan, anak-anak yang berada di Desa Meulingge, Rinon, Lapeng, Ulee Paya sulit menjangkau SMA. Mereka harus melewati medan pegunungan, dengan jarak tempuh yang lumayan. Sementara itu, Pulo Nasi berpenduduk jiwa. Pendidikan menengah tingkat atas hanya bisa ditempuh di SMA Negeri 1 Pulo Aceh sering disebut SMA Pulo Nasi.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. – Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam budaya dan adat istiadat. Namun, potret pemerataan pendidikan di Indonesia masih terlihat tidak merata, terutama bagi daerah-daerah terpencil yang masih memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah tersebut. Bagaimana potret pemerataan pendidikan di daerah terpencil? Mari kita simak bersama-sama. Pendidikan di Daerah Terpencil Potret Pemerataan Pendidikan di IndonesiaPendahuluanDaerah Terpencil di IndonesiaTantangan dalam Pemerataan Pendidikan di Daerah TerpencilUpaya Pemerataan Pendidikan di Daerah TerpencilKesimpulan Pendahuluan Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu di Indonesia. Namun, tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Daerah-daerah terpencil seringkali mengalami kesulitan dalam menyediakan layanan pendidikan yang memadai bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, pemerataan pendidikan menjadi penting untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Daerah Terpencil di Indonesia Daerah terpencil di Indonesia terutama terletak di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Wilayah ini seringkali sulit dijangkau karena medan yang sulit dan infrastruktur yang kurang memadai. Kondisi ini membuat akses pendidikan menjadi sulit bagi masyarakat di daerah tersebut. Tantangan dalam Pemerataan Pendidikan di Daerah Terpencil Salah satu tantangan utama dalam pemerataan pendidikan di daerah terpencil adalah infrastruktur yang kurang memadai. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali memiliki fasilitas yang minim dan guru yang kurang berkualitas. Selain itu, akses transportasi yang sulit juga membuat anak-anak sulit untuk mengakses sekolah. Upaya Pemerataan Pendidikan di Daerah Terpencil Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah terpencil. Salah satu upaya tersebut adalah program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD yang bertujuan untuk memberikan pendidikan awal bagi anak-anak di daerah terpencil. Selain itu, pemerintah juga telah membangun sekolah-sekolah baru dan meningkatkan kualitas guru di daerah tersebut. Kesimpulan Pemerataan pendidikan di daerah terpencil merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah terpencil, namun masih banyak tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dari semua pihak untuk memastikan bahwa pemerataan pendidikan di daerah terpencil dapat tercapai dengan baik. Dalam mengamati potret pemerataan pendidikan di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara daerah perkotaan dan terpencil. Namun, upaya pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil sudah mulai dilakukan, seperti dengan membangun sekolah-sekolah baru dan memberikan bantuan kepada guru-guru di sana. Selain itu, peran masyarakat dalam mendukung pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan di daerah terpencil juga sangat penting. Dengan terus berupaya dan bekerja sama, diharapkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia dapat terwujud secara merata di seluruh wilayah, termasuk di daerah terpencil. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bicara pendidikan tiada hentinya menuai perbalahan. Pro dan kontra ditemui diberbagai kalangan. Perdebatan selalu muncul di beranda media sosial apalagi dimasa pandemi menyoal belajar mengajar metode daring atau pembelajaran jarak jauh menuai perbantahan panjang. Keadaan sekarang dilema bagai makan buah sisi kita menginginkan pendidikan tetap berjalan dengan cara apapun itu dan daring di nilai jadi solusinya namun disisi lain metode daring rupanya tidak berjalan mulus bagi mereka yang tingkat ekonominya rendah, tidak punya gaway, belum bisa mengoperasikan smartphone secara maksimal atau kendala di jaringan bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah terpencil. Sehingga kendala ini membuat sebagian mereka kewalahan dalam mengikutinya belajar secara online. Misalnya saja keadaan di desa Sihalo-halo, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara yang masih minim dari jaringan internet membuat beberapa siswa terpaksa tiap harinya pergi kebukit agar bisa ikut belajar secara hari belakangan perhatian saya tertuju pada mereka yang tiap pagi berangkat dengan membawa beberapa perlengkapan sekolah dan tikar untuk alas belajar atau sebagian mereka hanya beralaskan kaki dan tanah. Mereka belajar ditempat yang tidak layak berpanas-panasan dan terkadang dilanda hujan sehingga terpaksa membuat tempat berteduh karena jam belajar sedang berlangsung. Metode belajar dilakukan Via-WA, guru memberikan soal melalui grup dan murid mengerjakan jawaban dibuku tulis lalu hasilnya di kirim dalam bentuk foto. Melihat keadaan yang dirasakan beberapa siswa terkhusus desa Sihalo-halo yang minim dari jaringan internet sangat prihatin. Revolusi Industri yang gencar dibicarakan pemerintah ternyata masih sebatas ilusi, padahal jauh sebelum adanya pandemi kampanye revolusi industri sudah menjadi kajian diskusi tapi masih nihil dalam aksi hal ini ditandai dengan tidak merata nya jaringan internet dipenjuru negeri. Disamping jaringan internet yang belum memadai terdengar keluh kesah dari beberapa orang tua kewalahan dalam memenuhi fasilitas semisal gaway yang mesti dimiliki oleh para siswa namun tidak banyak dari mereka yang mampu memenuhinya sehingga tidak jarang para siswa tidak ikut serta dalam belajar. Keadaan ini dirasakan oleh beberapa orang tua didesa bahkan mungkin di kota. Atau sebagian dari mereka hanya menggunakan satu gaway untuk beberapa orang anaknya secara bergantian karena tingkat ekonomi yang rendah tidak mendukung mereka punya gaway ditiap individu siswa sehingga terkadang diantara mereka terkendala ikut belajar daring karena memiliki jadwal yang sama ketika pelajaran sedang seperti inilah contoh kecil fotret pendidikan online di masa pandemi bagi desa terpencil terlihat jelas belum sanggupnya negara memberi fasilitas belajar daring menggunakan technology informasi dan tingkat ekonomi yang masih jauh dari kata mencukupi. Apa solusi selanjutnya? kemarin menteri Nadiem persilahkan dana BOS dipakai beli kuota untuk belajar daring, mungkin ini bisa meringankan biaya para orang tua. Akankah jaringan internet segera merata dipenjuru negeri?Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang, ada di SINI. Lihat Inovasi Selengkapnya Foto Hari Guru Potret para guru yang mengabdi di sekolah daerah-daerah terpencil yang jauh dari kota Kamis, 25 November 2021 103058 WIBKamis, 25 November 2021 104844 WIB Pekerjaan seorang guru di Indonesia adalah sebuah pengabdian, terlebih yang mengajar di daerah-daerah terpencil dengan sarana pendidikan yang memprihatinkan dan perhatian kepada kesejahteraan guru masih minim. Kini peningkatan kesejahteraan guru dan sarana pendidikan sedikit demi sedikit terus [...] Artikel Terkait Foto Lainnya

potret pendidikan di daerah terpencil